Bareksa.com - Kinerja reksadana saham di Bareksa Barometer menonjol pekan ini yang merupakan akhir pekan II dan jelang pekan III Desember 2023. Hal ini seiring reli pasar saham yanag tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan terakhir naik 0,68% ditutup di 7.190,99 pada Jumat (15/12), atau kian mendekati level 7.200. Hijaunya pasar saham Tanah Air ditopang berakhirnya siklus kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan Bank Sentral The Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan 3 kali pemangkasan di 2024.
Pekan ini ada 3 produk reksadana saham yang menduduki posisi top 3 reksadana saham unggulan di Bareksa Barometer berhasil meraih Barometer Point 4,5. Pekan lalu hanya 2 reksadana saham di posisi top 2 yang mampu mencatat Barometer Point 4,5.
Kemudian reksadana pendapatan tetap syariah juga menonjol pekan ini, di mana 3 dari top 5 reksadana pendapataan tetap unggulan diisi produk syariah. Hal itu seiring bergairahnya pasar Surat Berharga Negara (SBN). Menurut Bank Indonesia (BI), pada periode 11 – 14 Desember 2023, investor asing tercatat beli neto Rp3,98 triliun di pasar SBN dan selama tahun 2023 hingga 14 Desember nilai beli neto asing di surat utang pemerintah RI Rp76,66 triliun.
Pekan ini tercatat ada 4 produk reksadana pendatang baru di Bareksa Barometer, yakni BNP Paribas Pesona, Danareksa MSCI Indonesia ESG Screened Kelas A, BNP Paribas Prima II Kelas RK1 dan I-Hajj Syariah Fund. BNP Paribas Pesona menempati posisi 4 di daftar reksadana saham unggulan dengan Barometer Point 4. Kemudian Danareksa MSCI Indonesia ESG Screened Kelas A juga masuk di posisi 4 daftar reksadana indeks unggulan dengan Barometer Point 3,5.
Adapun BNP Paribas Prima II Kelas RK1 dan I-Hajj Syariah Fund jadi pendatang baru di daftar reksadana pendapatan tetap unggulan di posisi 4 dan 5, dengan Barometer Point keduanya 3,5, serta imbal hasil masing-masing 4,9% dan 6,66% setahun terakhir. Skor Barometer Point tertinggi yakni 5 pekan ini dicatatkan oleh Capital Money Market Fund dan Mega Dana Kas dengan imbal hasil masing-masing 5,33% dan 4,88% setahun terakhir. Capital Market Fund bertahan di posisi 1 dalam jajaran daftar reksadana pasar uang unggulan pekan ini.
TRIM Kapital Plus juga bertahan di posisi 1 dalam daftar reksadana saham unggulan pekan ini dengan Barometer Point 4,5 dan imbalannya 10,01% setahun terakhir. Reksadana Avrist Indeks LQ45 juga nomor wahid di daftar reksadana indeks unggulan dengan Barometer Point 4 dan imbal hasilnya 4,53% setahun terakhir.
Bahana Mes Syariah Fund Kelas G bertahan memimpin daftar reksadana pendapatan tetap unggulan dengan Barometer Point 4 dan imbal hasilnya 5,11% setahun. Serta Manulife Dana Campuran II juga bertahan di posisi teratas dalam daftar reksadana campuran unggulan dengan Barometer Point 4,5 poin pekan ini.
Selengkapnya daftar top 5 reksadana unggulan Bareksa Barometer pekan ini ialah sebagai berikut:
Top 5 Reksadana Saham Unggulan Bareksa Barometer
Reksadana Saham | Manajer Investasi | AUM November 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
TRIM Kapital Plus | Trimegah Asset Management | Rp267,24 miliar | 4,5 | 10,01% |
Syailendra Equity Opportunity Fund Kelas A | Syailendra Capital | 317,118,091,852.00 | 4,5 | 4,61% |
BNP Paribas Ekuitas | BNP Paribas Asset Management | 1,059,283,723,653.00 | 4,5 | 3,3% |
BNP Paribas Pesona | BNP Paribas Asset Management | 682,607,248,195.00 | 4 | 1,99% |
TRIM Kapital | Trimegah Asset Management | 445,564,367,342.00 | 4 | 7,38% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 15/12/2023
Investasi Trim Kapital Plus di Sini
Investasi TRIM Kapital di Sini
Investasi BNP Paribas Ekuitas di Sini
Investasi BNP Paribas Pesona di Sini
Top 5 Reksadana Indeks Unggulan Bareksa Barometer
Reksadana Indeks | Manajer Investasi | AUM November 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Avrist Indeks LQ45 | Avrist Asset Management | Rp555,04 miliar | 4 | 4,53% |
BNP Paribas IDX Growth30 | BNP Paribas Asset Management | Rp163,28 miliar | 4 | 3,57% |
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A | Syailendra Capital | Rp864,38 miliar | 3,5 | 9,49% |
Danareksa MSCI Indonesia ESG Screened Kelas A | BRI Manajemen Investasi | Rp460,06 miliar | 3,5 | 5,57% |
Avrist IDX30 | Avrist Asset Management | Rp179,13 miliar | 3,5 | 2,93% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 15/12/2023
Investasi Avrist Indeks LQ45 di Sini
Investasi BNP Paribas IDX Growth30 di Sini
Investasi Syailendra MSCI Indonesia Value di Sini
Investasi Avrist IDX30 di Sini
Top 5 Reksadana Pendapatan Tetap Unggulan Bareksa Barometer
Reksadana Pendapatan Tetap | Manajer Investasi | AUM November 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Bahana Mes Syariah Fund Kelas G | Bahana TCW Investment Management | Rp614,5 miliar | 4 | 5,11% |
Capital Fixed Income Fund | Capital Asset Management | Rp525,63 miliar | 3,5 | 7,64% |
Trimegah Dana Tetap Syariah | Trimegah Asset Management | Rp110,86 miliar | 3,5 | 5,61% |
BNP Paribas Prima II Kelas RK1 | BNP Paribas Asset Management | Rp733 miliar | 3,5 | 4,9% |
I-Hajj Syariah Fund | Insight Investments Management | Rp1,59 triliun | 3,5 | 6,66% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 15/12/2023
Investasi Capital Fixed Income di Sini
Investasi Trimegah Dana Tetap Syariah di Sini
Investasi I-Hajj Syariah Fund di Sini
Reksadana Pasar Uang Unggulan Bareksa Barometer
Reksadana Pasar Uang | Manajer Investasi | AUM November 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Capital Money Market Fund | Capital Asset Management | Rp697,06 miliar | 5 | 5,33% |
Mega Dana Kas | Mega Asset Management | Rp360,95 miliar | 5 | 4,88% |
Shinhan Money Market Fund | Shinhan Asset Management Indonesia | Rp454,1 miliar | 4,5 | 4,95% |
Setiabudi Dana Pasar Uang | Setiabudi Investment Management | Rp707,09 miliar | 4,5 | 4,95% |
Avrist Ada Kas Mutiara | Avrist Asset Management | Rp123,61 miliar | 4 | 4,57% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 15/12/2023
Investasi Capital Money Market di Sini
Investasi Shinhan Money Market Fund di Sini
Top 5 Reksadana Campuran Unggulan Bareksa Barometer
Reksadana Campuran | Manajer Investasi | AUM November 2023 | Barometer Point | Imbal Hasil 1 Tahun |
Manulife Dana Campuran II | Manulife Aset Manajemen Indonesia | 128,866,859,542.00 | 4.50 | 2,96% |
TRAM Alpha | Trimegah Asset Management | 110,593,854,948.00 | 4.00 | 4,16% |
Schroder Syariah Balanced Fund | Schroder Investment Management Indonesia | 89,823,070,203.00 | 4.00 | 1,11% |
Schroder Dana Terpadu II | Schroder Investment Management Indonesia | 894,928,682,042.00 | 3.50 | 4,38% |
Schroder Dana Kombinasi | Schroder Investment Management Indonesia | 569,653,598,604.00 | 3.50 | 3,46% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, kinerja per 15/12/2023
Investasi Schroder Syariah Balanced di Sini
Investasi Schroder Dana Terpadu II di Sini
Investasi Schroder Dana Kombinasi di Sini
Apa yang Baru dari Bareksa Barometer?
Bareksa Barometer yang biasa dijadikan acuan oleh investor dalam berinvestasi reksadana jadi makin paten, seiring pembaruan metodologinya. Dengan inovasi ini, investor jadi punya panduan lebih mantap guna mencapai target investasinya dalam meraih cuan. Menurut Tim Analis Bareksa, inovasi terbaru Bareksa Barometer ialah dari sisi penilaian kinerja reksadana berdasarkan jangka waktunya.
Jika sebelumnya jangka waktu yang dinilai hanya 4 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun dengan bobot masing-masing 25%, kini ditambah menjadi 5 periode yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan 1 tahun dengan bobot penilaian masing-masing 20%. Metode baru ini semakin meningkatkan kualitas penilaian Bareksa Barometer. Karena itu penilaian atas kinerja suatu produk reksadana jadi semakin maksimal dan handal.
Bobot Periode Kinerja Reksadana oleh Bareksa Barometer
Periode | 1 tahun | 9 bulan | 6 bulan | 3 bulan | 1 bulan |
---|---|---|---|---|---|
Bobot | 20% | 20% | 20% | 20% | 20% |
Sumber : Tim Analis Bareksa
Selain itu, dari sisi benchmark atau acuan atas kinerja produk reksadana, Bareksa Barometer kini hanya mengacu pada kinerja 8 Indeks Reksadana Bareksa. Sebelumnya, penilaian juga menyertakan indeks LQ45 untuk reksadana konvensional dan Jakarta Islamic Index (JII) untuk reksadana syariah.
Ini karena Bareksa Fund Index mengukur kinerja rata-rata seluruh produk reksadana yang ada di Indonesia dari per jenis reksadana, yakni reksadana saham, campuran, pendapatan tetap dan pasar uang.
Kini penilaian kinerja suatu produk reksadana saham konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Saham Bareksa dan reksadana saham syariah akan dibandingkan dengan Indeks Reksadana Saham Syariah Bareksa.
Demikian juga penilaian kinerja produk reksadana pendapatan tetap konvensional akan mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Bareksa dan reksadana pendapatan tetap syariah mengacu pada Indeks Reksadana Pendapatan Tetap Syariah Bareksa.
Sebelumnya, inovasi juga telah dilakukan Bareksa Barometer. Yakni Tim Analis Bareksa memaksimalkan penilaian Bareksa Barometer dari sisi momentum pergerakan pasar. Model ini dipilih karena Tim Analis Bareksa mempertimbangkan beberapa peristiwa penting yang sangat berdampak ke pasar modal.
Di antaranya beberapa kasus di industri pasar modal, pandemi Covid-19, hingga ancaman resesi global akibat kenaikan agresif suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Akibat beberapa peristiwa itu, pergerakan pasar saham dan obligasi menjadi sangat fluktuatif dan bergejolak, sehingga membuat investor ragu untuk berinvestasi ke aset yang lebih berisiko atau produk selain reksadana pasar uang.
Padahal, dengan strategi dan momentum yang tepat, dinamika pasar itu justru bisa dimanfaatkan untuk meraih cuan optimal. Karena itulah, Tim Analis Bareksa menyesuaikan model penilaian Bareksa Barometer guna menangkap peluang tersebut.
Meski begitu, penilaian dari sisi tata kelola yang baik (GCG) tidak mengalami perubahan dalam metode penilaian Bareksa Barometer.
(Romainah/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.